“Dasar pelacur!!!” Dengan nada tinggi kata-kata itu terlontar tepat di depan wajahku. Tamparan dari tangan besinya berhasil kuhentikan. Kulalui meja di depanku. Dengan cepat kukunci gerakannya, memutar tangan kanannya ke belakang, dan mendekatkan dengan punggungnya. Sebagian besar pengunjung kafe memandangi aku dan Vega. Aku tahu itu. Kudekatkan tubuhku dengan punggungnya. Kudekatkan mulutku ke telinganya sembari berkata lirih nan tegas “Membuatmu terkapar dalam sekali depak sangatlah mudah bagiku. Tapi tidak untuk saat ini. Camkan itu! Aku mau…detik ini juga…kita putus!” Sudah jauh-jauh hari aku ingin melontarkan kata-kata itu. Raut muka Vega seolah berkata ‘ lepaskan!’ terlihat sangat jelas. Kudorong tubuhnya. Segera kumelangkah cepat meninggalkan dia. Menuruni anak tangga kafe sembari melihat jam tangan. Pukul 10 tepat. Perjalanan ke rumah perlu waktu 30 menit. Cukup malam untuk gadis pulang ke rumah sendirian. Terdengar suara orang juga menuruni anak tangga. Aku menolehka
Catatan Perjalanan Rosy Nursita Anggraini
Blog berisi catatan perjalanan yang dituangkan melalui beragam model tulisan baik puisi, cerpen, maupun esai.